Introduksi Mengenai pH Air Minum

pH adalah satuan derajat keasaman yang digunakan untuk mengukur derajat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Air murni bersifat netral, dengan pH-nya pada suhu 25°C ditetapkan sebagai 7,0. Larutan dengan pH kurang dari tujuh dapat disebut bersifat asam, sedangkan larutan dengan pH lebih dari tujuh dikatakan bersifat basa atau alkali. Minuman dan makanan yang memiliki pH antara 1,8 (Air Jeruk Nipis) hingga 8,5 (Soda Kue) sedangkan pH pada cairan lambung adalah 1,5.

Ringkasan Mengenai pH Air Minum

  • Minuman dan makanan mempunyai pH antara 1,8 hingga 8,5.
  • Tidak ada hubungan antara pH di air minum dengan kesehatan.
  • Filter Air dapan menetralisirkan pH.

Manfaat Filter Air Terhadap pH Air Minum

Semua jenis air tawar dapan disaring menggunakan filter air. Air tanah yang terasa agak asam (pH5) bisa naik menjadi pH 6-7 karena zat organik yang menyebabkan asam dapat tersaring oleh filter air.

Dampak Kesehatan

Menurut WHO (World Health Organisation) tidak terdapat hubungan antara pH di air minum dengan pengaruhnya terhadap kesehatan. Air minum di Indonesia harus memiliki kadar pH yang lebih rendah dari 6 seperti jus buah dan soda boleh dijual selama tidak dijual sebagai air minum biasa. Air dengan pH sebesar 8,8 dapat membantu menonaktifkan pepsin (enzim utama penyebab refluks asam lambung) dan mengurangi tingkat keasaman isi lambung.

Introduksi Mengenai TDS

TDS adalah singkatan dari Total Dissolve Solid yang dalam Bahasa Indonesia berarti Jumlah Zat Padat Terlarut. TDS merupakan indikator dari jumlah partikel atau dari zat tersebut, baik berupa senyawa organik maupun non-organik. Pengertian terlarut mengarah kepada partikel padat di dalam air yang memiliki ukuran dibawah 1 nano-meter. Satuan yang digunakan biasanya PPM (Part Per Million) atau yang sama dengan miligram per liter (mg/l) untuk pengukuran konsentrasi massa kimiawi yang menunjukan berapa banyak gram dari suatu zat yang ada dalam satu liter dari cairan. Zat atau partikel padat terlarut yang ditemukan dalam air dapat berupa natrium (garam), kalsium, magnesium, kalium, karbonat, nitrat, bikarbonat, klorida dan sulfat.

Ringkasan Mengenai TDS

  • TDS merupakan patokan jumlah zat yang terlarut dalam air.
  • Kadar TDS yang diperbolehkan adalah maksimum 500 mg/l.
  • Tidak ada manfaat kesehatan dari air yang mempunyai kadar TDS 0 atau mendekati 0.
  • Filter Air dapat mengurangi kadar TDS dalam air hingga 500 mg/l

Bagaimana TDS Bisa Larut dalam Air?

Hal ini mungkin karena tempat atau aliran dari air tersebut yang mengandung mineral. Secara natural, tanah maupun bebatuan memiliki kandungan mineral yang beragam. Jika air mengalir melalui tanah dan bebatuan, maka air akan ikut membawa muatan partikel tersebut secara alami. Hal ini juga berlaku jika air tersebut mengalir pada kawasan yang tercemar limbah. Baik itu limbah rumah tangga, maupun limbah industri. Sehingga otomatis partikel – partikel yang terkandung dalam limbah akan ikut terbawa.

Dampak Kesehatan

Menurut WHO (World Health Organisation), kandungan mineral dalam air tidak akan berpengaruh terhadapkesehatan selama air masih dikategorikan tawar. Meski begitu, WHP menetapkan standar kandungan padatan terlarut dalam air minum yang terbagi menjadi beberapa kriteria level.

KANDUNGAN TDS (mg/l)

PENILAIAN RASA AIR

Kurang dari 300

Baik Sekali

300 – 600

Baik

600 – 900

Bisa Diminum

900 – 1200

Buruk

Lebih dari 1200

Berbahaya

 

Efek Lain yang Ditimbulkan TDS Berkadar Tinggi (Lebih dari 500 mg/l)

Padatan terlarut dapat menghasilkan air dengan kesadahan tinggi, yang meninggalkan endapan pada peralatan rumah tangga, pipa air dan lain-lain. Hal ini juga dapat dibuktikan pada sabun dan detergen yang tidak akan menghasilkan busa yang banyak apabila kandungan T.D.S. terlalu tinggi pada air yang digunakan.

Namun, walaupun TDS sendiri mungkin hanya faktor estetis (rasa) dan teknis, kadar padatan yang tinggi juga merupakan indikator bahwa kontaminan berbahaya, seperti zat sulfat dan bromida arsenik juga dapat hadir di dalam air tersebut. Hal ini terutama berlaku bila air terkontaminasi dengan limbah, baik limbah rumah tangga maupun dari limbah industri. Pengujian lebih lanjut tentang kandungan padatan terlarut dalam air lebih disarankan jika realitanya air yang digunakan banyak menyebabkan penyakit di sekitar atau di wilayah yang dilaluinya, dan terdapat endapan berwarna (hijau, hitam, putih, biru, jingga) pada peralatan rumah tangga. Walaupun begitu, pengujian di laboratorium tetap disarankan jika bertemu kondisi-kondisi di atas.

Cara Menurunkan Kadar TDS

Setidaknya ada tiga cara menurunkan kadar TDS (Total Dissolved Solids)

Pertama; Menggunakan Metode Reverse Osmosis. Metode RO atau Reverse Osmosis merupakan metode dimana air akan disuling untuk memisahkan antara air dengan zat – zat yang terkandung di dalamnya. Seperti yang telah disinggung sebelumnya, metode RO tidak disarankan oleh WHO karena memang menyapu bersih hampir semua zat pelarut, termasuk mineral kalsium dan magnesium yang tergolong sehat.

Kedua; Memanfaatkan Air Hujan untuk Air Minum. Air hujan yang jatuh langsung ke dalam wadah seharusnya bisa dikatakan bebas dari mineral atau TDS. Namun, Dr. Allen E. Banik dalam bukunya “The Choice is Clear” (1991) mengatakan bahwa; “Seharusnya hujan yang jatuh itu terbebas dari zat atau mineral apapun, tetapi kondensasi yang terjadi pada awan hujan, apalagi pada zaman sekarang, tidak murni berisi uap air yang disebabkan oleh panas sinar matahari, tetapi juga partikel-partikel polusi yang ikut mengendap bersamanya”.

Ketiga; dengan Filter Air.  Batas TDS air baku yang bisa digunakan dengan Filter Air adalah 500mg/l.  Filter air juga dilengkapi dengan rancangan untuk menyaring semua kotoran dan bakteri dari air.  Jika air sumur Anda memiliki kandungan mineral yang tinggi (TDS > 500mg/l) saran kami adalah untuk cari sumber air dengan TDS lebih rendah seperti air hujan, air PDAM, air sungai yang tidak tercemar bahan berbahaya.